Senin, 19 April 2010

Diam Itu Emas




Seringkali, diam bisa menjadi senjata terbaik dari sekian senjata yang kita miliki. Salah satu ironi yang menarik dalam hidup adalah diam –meski sering dihubungkan dengan pasivitas– ternyata adalah sebuah kekuatan yang dahsyat. Diam dapat membantu kita menjadi terpusat, tenang, introspektif, dan bahkan bijaksana. Dan diam sering dapat menyampaikan maksud kita dengan jauh lebih efektif daripada argument yang paling persuasif sekalipun.

Pikirkanlah betapa pentingnya diam untuk mempelajari sesuatu. Ketika kita bicara, sulit untuk mempelajari lebih banyak hal daripada apa yang telah kita ketahui. Tapi ketika dengan diam mendengarkan apa yang dikatakan orang lain, seluruh isi dunia ini terbuka bagi kita. Kita dapat mulai mengerti segala sesuatu dari sudut pandang orang lain, dan kita dapat mempunyai akses terhadap apa yang menurut pendapatnya tidak kita ketahui. Mendengarkan dengan diam merupakan kunci untuk memasuki pengalaman hidup yang lebih bermakna, lebih berpengetahuan dan empatif.

Meskipun diam pada mulanya mungkin tampak tidak menyenangkan bagi mereka yang terbiasa langsung berbicara dan khususnya bagi mereka yang sangat ekstrovert, diam menawarkan manfaat yang sangat berharga bagi mereka yang mau belajar menggunakannya dengan baik. Ketika kita menghadapi konflik dimana kita harus menentukan sikap atau posisi, diam bisa menjadi sangat berguna dan membantu mencapai tujuan kita.

Memilih diam dapat memberikan kekuatan yang menguntungkan dalam kehidupan kita. Diam dapat menjadi alat utama untuk menikmati komunikasi yang lebih efektif, meningkatkan pemelajaran, pertumbuhan pribadi yang bermakna, damai, hubungan yang lebih efektif, dan perasaan yang diperkaya sehubungan dengan hidup dan pekerjaan kita.

Gagasan ini menyarankan diam yang berbeda, bukan diam berarti tidak mempunyai inisiatif dan pikiran sama sekali. Yakni sengaja mendiamkan atau menenangkan benak (mind) kita dari celoteh orang yang biasa terjadi saat kita sedang berbicara dan mencari hikmah yang lebih dalam berkaitan dengan apa yang tengah kita katakan. Atau bisa jadi memilih rentang waktu tertentu untuk refleksi diam guna berkonsentrasi pada apa yang harus dikatakan oleh benak kita

Tidak ada komentar:

Posting Komentar