Selasa, 03 Agustus 2010

Kesucian Jiwa


Badanku bergetar. Menggigil seperti Muhammad saat bertemu Jibril di Gua Hira.
Persis. Ketika aku melihatmu dalam bayangan malam.
Bukan ketakutan atas dosaku, tapi kesucian jiwamu yang menggetarkan hatiku.

Senin, 02 Agustus 2010

peri cintaku ....... ( marcell )

di dalam hati ini hanya satu nama
yang ada di tulus hati ku ingini
kesetiaan yang indah takkan tertandingi
hanyalah dirimu satu peri cintaku

benteng begitu tinggi sulit untuk ku gapai
huuuuuu

aku untuk kamu, kamu untuk aku
namun semua apa mungkin iman kita yang berbeda
tuhan memang satu, kita yang tak sama
haruskah aku lantas pergi meski cinta takkan bisa pergi

benteng begitu tinggi sulit untuk ku gapai
huuuuuu

aku untuk kamu, kamu untuk aku
namun semua apa mungkin iman kita yang berbeda
tuhan memang satu, kita yang tak sama
haruskah aku lantas pergi meski cinta takkan bisa pergi

bukankah cinta anugerah berikan aku kesempatan
tuk menjaganya sepenuh jiwa oooh

(aku untuk kamu, kamu untuk aku
namun semua apa mungkin iman kita yang berbeda)

tuhan memang satu, kita yang tak sama
haruskah aku lantas pergi meski cinta takkan bisa pergi

(aku untuk kamu, kamu untuk aku
namun semua apa mungkin iman kita yang berbeda)

tuhan memang satu, kita yang tak sama
haruskah aku lantas pergi meski cinta takkan bisa pergi

Jumat, 30 Juli 2010

Aku Dimakamkan Hari Ini

Perlahan, tubuhku ditutup tanah,
perlahan, semua pergi meninggalkanku,
masih terjelas langkah-langkah terakhir mereka
aku sendirian, di tempat gelap yang tak pernah terbayang
sendiri menunggu keputusan

Menyesal sudah tak mungkin,
tobat tak lagi dianggap,
dan maafpun tak bakal didengar,
aku benar-benar harus sendiri

Tuhanku,
Jika kau beri akau satu lagi kesempatan,
Jika kau pinjamkan lagi beberapa hari milik-Mu
beberapa hari saja…
aku harus berkeliling memohon maaf pada mereka
yang selama ini telah merasakan zalimku,
yang selama ini sengsara karena aku,
yang tertindas dalam kuasaku,
yang selama ini telah kusakiti hatinya,
yang selama ini telah aku bohongi

begitu sesal diri ini
karena hari-hari telah berlalu tanpa makna
penuh kesia-siaan

Aku dimakamkan hari ini
dan semua menjadi tak termaafkan,
dan semua menjadi tak terlambat,
dan aku harus sendiri,
untuk waktu yang tak terbayangka

Kamis, 29 Juli 2010

hormatilah IBUmu.....ibu adalah MALAIKAT ke Tiga.....

Maafkan Aku ibu…
aku tak bisa hadirkan sepercik sinar….
aku tak bisa seperti mereka…
yang bisa berikan segalanya…
sinarku terlalu suram…
...tuk sekedar berikan kebahagiaan…..

Maafkan aku ibu…
ku tak punya sayap tuk membawamu terbang….
tuk menggapai indahnya hidup…
aku hanya punya kaki…
yang hanya bisa bawamu berlari…
tuk menggapai semua itu…

meski banyak tetes keringat mengalir…
atau bahkan darah sekalipun…
langkahku takkan pernah terhenti….

alangkah bahagianya aku jika setiap tetesan keringatku…
di bayar dengan sebuah sunyuman dari ibuku….

Jumat, 14 Mei 2010

Sabar Menghadapi Cobaan

Pernahkah kita merasa bahwa Tuhan sedang menguji kita?

Kita cenderung mengatakan kalau kita ditimpa kesusahan maka kita sedang mendapat cobaan dan ujian dari Tuhan. Jarang sekali kalau kita dapat rahmat melimpah dan kebahagiaan kita teringat bahwa itu pun merupakan ujian dan cobaan dari Tuhan. Ada di antara kita yang tak sanggup menghadapi ujian itu dan boleh jadi ada pula di antara kita yang tegar menghadapinya.

Bukankah Tuhan tidak pernah memberikan beban yang melampui kemampuan manusia? Jadi jika kita menghadapi suatu masalah hadapilah masalah tersebut dengan penuh kepasrahan kepada-NYA. Hanya karena Dia-lah segala sesuatu ada dan tidak ada.

Setiap derap kehidupan kita merupakan cobaan dari Tuhan. Kita tak mampu menghindar dari ujian dan cobaan tersebut, yang bisa kita pinta adalah agar cobaan tersebut sanggup
kita jalani. Cobaan yang datang ke dalam hidup kita bisa berupa rasa takut, rasa lapar, kurang harta dan lainnya.

Bukankah karena alasan takut lapar saudara kita bersedia mulai dari membunuh hanya karena persoalan uang seratus rupiah sampai dengan berani memalsu kuitansi atau menerima komisi tak sah jutaan rupiah?

Bukankah karena rasa takut akan kehilangan jabatan membuat sebagian saudara kita pergi ke “orang pintar” agar bertahan pada posisinya atau supaya malah meningkat ke “kursi” yang lebih empuk?

Bukankah karena takut kehabisan harta kita jadi enggan berbagi rejeki kepada sesama?

Bersabarlah. Karena orang sabar akan selalu mendapat rahmat dan karunia Tuhan.

Memang tidak mudah menjadi orang sabar, biasanya kita akan cepat-cepat berdalih, “Yah.. Sabar kan ada batasnya.” Atau lidah kita berseru, “Sabar sih sabar.. Saya sih kuat tidak makan enak, tapi anak dan isteri saya?” Memang, manusia selalu dipenuhi dengan pembenaran-pembenaran yang ia ciptakan sendiri.

Karena kita semua adalah adalah milik Tuhan dan kepadaNya-lah kita akan kembali.

Setiap musibah, cobaan dan ujian itu tidaklah berarti apa-apa, kita berasal dari-Nya, dan baik suka maupun duka, diuji atau tidak, kita pasti akan kembali kepada-Nya. Ujian apapun itu datangnya dari Tuhan, dan hasil ujian itu akan kembali kepada Tuhan.

Apakah kita rela bila mobil yang kita beli dengan susah payah hasil keringat sendiri tiba-tiba hilang?

Apakah kita rela bila proyek yang sudah di depan mata, tiba-tiba tidak jadi diberikan kepada kita, dan diberikan kepada saingan kita?

Apakah kita menjadi iri dan dengki kita bila melihat tetangga kita sudah membeli TV baru, mobil baru atau malah rumah baru?

Bisakah kita mengucap pelan-pelan dengan penuh kesadaran, bahwa semuanya dari Tuhan dan akan kembali kepada Tuhan?

Kita ini tercipta dari tanah dan akan kembali menjadi tanah. Bila kita mampu mengingat dan mengerti arti kalimat tersebut, di tengah ujian dan cobaan yang menerpa kehidupan kita, maka Tuhan akan memberikan “hadiah” yang setimpal di hari penghakiman nanti.

Sudah siapkah kita menerima “hadiah” yang akan di berikan oleh Tuhan di hari penghakiman nanti?

Rabu, 21 April 2010

Indahnya Berbagi

Pada suatu pagi seorang filsuf bertanya kepada muridnya :

Ø Filsuf : Kalau seandainya saya memiliki 1 buah Mangga dan kamu memiliki 1 buah Mangga, kemudian kita tukar Mangga kita maka berapa banyak Mangga yang saya punya dan anda punya ?

Ø Murid : Tetap 1 buah Mangga guru.

Kemudian sang filsuf bertanya kembali :

Ø Filsuf : Sekarang kalau seandainya saya memiliki 1 buah Ilmu/ide dan kamu memiliki 1 buah Ilmu/ide, kemudian kita tukar Ilmu/ide kita maka berapa banyak Ilmu/ide yang saya punya dan anda punya ?

Ø Murid : Masing-masing mempunyai 2 buah Ilmu/ide guru.

Begitulah indahnya berbagi pengetahuan dan pengalaman, bayangkan apa yang terjadi kalau semua orang mau berbagi kepada orang lain ? Setiap orang akan memiliki pengetahuan dan pengalaman yang berlipat-lipat jumlahnya dan tentunya semakin bijaksana-lah dia.

Selasa, 20 April 2010

Indahnya Suatu Masalah

Tidak ada manusia yang hidup dalam kehidupan ini tidak mempunyai masalah. Ada yang besar/sulit ada yang kecil/mudah, menurut ukuran besar atau kecil, mudah atau sulit adalah relative, bagaimana kita memandang suatu masalah itu dari sudut yang mana….

Masalah hidup akan menjadi indah jika anda menyikapi setiap masalah yang hadir pada diri anda setiap hari sebagai hiburan yang senantiasa mendewasakan diri. Itulah sebabnya bagi orang yang kuat masalah hidup adalah hiburan yang menyenangkan bagai nyanyian jiwa dipagi hari menyambut datangnya sinar mentari.

Sama seperti halnya seorang ibu yang mengasuh anaknya sekalipun bandel tetap saja ibu menganggap masalah anaknya bukanlah beban hidup melainkan hiburan bagi dirinya. Karena peran ibu dilakukan dengan cinta dan kasih sayang pada sang buah hati.

Masalah juga tak ubahnya seorang petinju. Bagi seorang petinju, dia menolak sparing partner yang lemah karena tidak sepadan, sebab bagi dia lawan yang tangguh akan membuat dirinya semakin percaya diri.

Setiap masalah didepan kita adalah untuk kita hadapi dan pecahkan, bukanlah untuk dihindari apalagi mencari kambing hitam dari suatu permasalahan…
Semakin berat masalah anda, berarti semakin indah hidup anda.

Mudah VS Sulit

Mudah untuk menemukan sesuatu di buku telepon
~ Sulit untuk menemukan isi hati seseorang

~ Mudah untuk cari salah orang lain
~ Sulit untuk mengakui kesalahan diri sendiri

~ Mudah untuk menyakiti orang yang kita sayangi
~ Sulit untuk menyembuhkan luka hatinya

~ Mudah untuk melupakan seseorang
~ Sulit untuk mengucapkan perpisahan

~ Mudah untuk memamerkan kemenangan
~ Sulit untuk berjiwa besar menerima kekalahan

~ Mudah untuk bermimpi tiap malam
~ Sulit bertarung untuk sebuah mimpi

~ Mudah berdoa setiap hari
~ Sulit untuk mendapatkan rahmat Tuhan

~ Mudah untuk mengatakan CINTA
~ Sulit untuk merealisasikannya setiap hari

~ Mudah saat mengkritik siapa saja
~ Sulit untuk memperbaiki diri sendiri

~ Mudah berpikir untuk perbaikan
~ Sulit untuk mewujudkannya

~ Mudah untuk menerima sesuatu
~ Sulit untuk memberi sesuatu

~ Mudah untuk meraih suatu kemenangan
~ Sulit untuk mempertahankan kemenangan itu sendiri

Belajar Pada Wortel,Telur Dan Kopi

Seorang anak mengeluh pada ayahnya mengenai kehidupannya dan menanyakan mengapa hidup ini terasa begitu berat baginya. Ia tidak tahu bagaimana menghadapinya dan hampir menyerah. Ia sudah lelah untuk berjuang. Sepertinya setiap kali satu masalah selesai, timbul masalah baru. Ayahnya, seorang koki, membawanya ke dapur. Dengan bijak dia menunjukkan suatu rahasia pada anaknya. Ia mengisi 3 panci dengan air dan menaruhnya di atas api.

Setelah air di panci-panci tersebut mendidih. Ia menaruh wortel di dalam panci pertama, telur di panci kedua dan ia menaruh kopi bubuk di panci terakhir. Ia membiarkannya mendidih tanpa berkata-kata. Si anak membungkam dan menunggu dengan tidak sabar, memikirkan apa yang sedang dikerjakan sang ayah. Setelah 20 menit, sang ayah mematikan api. Ia menyisihkan wortel dan menaruhnya di mangkuk, mengangkat telur dan meletakkannya di mangkuk yang lain, dan menuangkan kopi di mangkuk lainnya.

Lalu ia bertanya kepada anaknya, “Apa yang kau lihat, nak?” “Wortel, telur, dan kopi” jawab si anak. Ayahnya mengajaknya mendekat dan memintanya merasakan wortel itu. Ia melakukannya dan merasakan bahwa wortel itu terasa lunak. Ayahnya lalu memintanya mengambil telur dan memecahkannya. Setelah membuang kulitnya, ia
mendapati sebuah telur rebus yang mengeras. Terakhir, ayahnya memintanya untuk mencicipi kopi. Ia tersenyum ketika mencicipi kopi dengan aromanya yang khas. Setelah itu, si anak bertanya, “Apa arti semua ini, Ayah ?”

Ayahnya menerangkan bahwa ketiganya telah menghadapi ‘kesulitan’ yang sama, melalui proses perebusan, tetapi
masing-masing menunjukkan reaksi yang berbeda. Wortel sebelum direbus kuat, keras dan sukar dipatahkan. Tetapi setelah direbus, wortel menjadi lembut dan lunak. Telur sebelumnya mudah pecah. Cangkang tipisnya melindungi isinya yang berupa cairan. Tetapi setelah direbus, isinya menjadi keras. Bubuk kopi mengalami perubahan yang unik. Setelah berada di dalam rebusan air, bubuk kopi merubah air tersebut.

“Kamu termasuk yang mana ?,” tanya ayahnya. “Ketika kesulitan mendatangimu, bagaimana kau menghadapinya? Apakah kamu wortel, telur atau kopi ? “Apakah kamu adalah wortel yang kelihatannya keras, tapi dengan adanya penderitaan dan kesulitan, kamu menyerah, menjadi lunak dan kehilangan kekuatanmu.”

“Apakah kamu adalah telur, yang awalnya memiliki hati lembut ? Dengan jiwa yang dinamis, namun setelah adanya kematian, patah hati, perceraian atau pemecatan maka hatimu menjadi keras dan kaku. Dari luar kelihatan sama, tetapi apakah kamu menjadi pahit dan keras dengan jiwa dan hati yang kaku ?”

“Ataukah kamu adalah bubuk kopi ? Bubuk kopi merubah air panas, sesuatu yang menimbulkan kesakitan, untuk mencapai rasanya yang maksimal pada suhu 100 derajat Celcius. Ketika air mencapai suhu terpanas, kopi terasa semakin nikmat.” “Jika kamu seperti bubuk kopi, ketika keadaan menjadi semakin buruk, kamu akan menjadi
semakin baik dan membuat keadaan di sekitarmu juga membaik.”

Itulah nasehat bijak dari ayahnya. Hal itu juga pastinya berhubungan dengan diri kita semua. Apakah kita memiliki semangat gigih dalam menghadapi suatu masalah. Semuanya ditentukan oleh diri kita sendiri untuk mewujudkan masa depan yang lebih baik.

“Ada raksasa dalam setiap orang dan tidak ada sesuatupun yang mampu menahan raksasa itu kecuali raksasa itu menahan dirinya sendiri …”.

Di Mana Tempat Terbaik Kita

Dimanapun kita berada, maka disitulah tempat terbaik kita..!
Seringkali kita merasa terkungkung dengan lingkungan dimana kita berada.
Tidak jarang orang berpikir dan merasa bahwa tidak mungkin bagi mereka untuk bisa meraih sukses.

Misalnya mereka yang hidup di daerah terpencil, merasa susah, dan jauh untuk
mendapat sentuhan teknologi, atau menerima informasi terbaru dengan cepat.
Hingga berpikir, begitu susahnya berjuang dan mengembangkan usaha.

Sebaliknya, mereka yang hidup di kota besar berpikir betapa sesaknya dunia.
Begitu ketatnya tingkat persaingan hidup. Dimana pun berada, saling sikut, saling senggol, saling tendang. Hingga akhirnya memutuskan, memang susah untuk menjadi yang terdepan.

Dalam berjuang segala sesuatunya memang seringkali tidak sesuai keinginan kita.
Bisa jadi kita merasa lingkungan tidak lagi ramah, dan kondisinya tidak nyaman.

Padahal sesungguhnya, dimanapun kita berada, pahami bahwa ITULAH tempat
terbaik kita. Tempat dimana kita hidup, tempat di mana kita memperjuangkan apapun
yang kita inginkan.

Sekarang, mari kita renungkan sejenak…

1. Jika kita selalu saja berpikir bahwa tempat lain adalah lebih baik, maka
sampai kapan kita akan mulai berjuang?

2. Jika kita selalu saja menunggu datangnya kesempatan emas di tempat
lain, berapa banyak waktu yang terbuang, hanya sekadar untuk menunggunya?

3. Jika kita selalu saja menunda apapun yang bisa kita lakukan di tempat kita
berada sekarang, maka berapa banyak kesempatan yang terbuang percuma?

Dan masih banyak lagi hal yang perlu kita renungkan..!

Karenanya, jika saja kita mau berpikir bahwa inilah tempat terbaik kita, maka
kita akan memiliki kesadaran dan kemampuan untuk membuat segala sesuatunya menjadi lebih baik, lebih bernilai, dan penuh arti!

Kita semua memiliki kesempatan emas untuk menjadi besar & benar dimana saja… asal, kita mau memperjuangkannya!
(J.W)

Senin, 19 April 2010

Peranan

Peran apa yang harus aku jalani hari ini ?
Menjadi baik, jahat, atau berada pada wilayah keduanya ?. Kepala ku selalu dipenuhi dengan pertanyaan, alasan, dan kemungkinan-kemungkinan, sehingga untuk melakukan hal yang paling mudah pun, terasa sangat sulit.

Bila saat ini aku berperan menjadi orang baik, apa yang akan terjadi ?
Aku akan membuat semua orang bahagia. Memenuhi semua permintaan dan kebutuhan orang lain. Memberikan apa-apa yang diinginkan. Melayani dengan sepenuh hati.
Menjadi baik ? sulitkah ? atau terlalu mudah ?
Baik untuk siapa ? Aku, atau orang sekililingku ?
Ribuan pertanyaan itu mengiringi semua kegelisahanku.

Atau aku memilih peranan menjadi orang jahat ? Akan ku lukai semua orang dengan perkataan, ku intimidasi dengan segala kejahatan. Menyakiti tanpa ampun dan menertawai penderitaan orang lain.
Sulit kah ? atau terlalu mudah ?

Apa yang aku pilih ? Menjadi diri sendiri ?
Menjadi seperti apa ?

Diam Itu Emas




Seringkali, diam bisa menjadi senjata terbaik dari sekian senjata yang kita miliki. Salah satu ironi yang menarik dalam hidup adalah diam –meski sering dihubungkan dengan pasivitas– ternyata adalah sebuah kekuatan yang dahsyat. Diam dapat membantu kita menjadi terpusat, tenang, introspektif, dan bahkan bijaksana. Dan diam sering dapat menyampaikan maksud kita dengan jauh lebih efektif daripada argument yang paling persuasif sekalipun.

Pikirkanlah betapa pentingnya diam untuk mempelajari sesuatu. Ketika kita bicara, sulit untuk mempelajari lebih banyak hal daripada apa yang telah kita ketahui. Tapi ketika dengan diam mendengarkan apa yang dikatakan orang lain, seluruh isi dunia ini terbuka bagi kita. Kita dapat mulai mengerti segala sesuatu dari sudut pandang orang lain, dan kita dapat mempunyai akses terhadap apa yang menurut pendapatnya tidak kita ketahui. Mendengarkan dengan diam merupakan kunci untuk memasuki pengalaman hidup yang lebih bermakna, lebih berpengetahuan dan empatif.

Meskipun diam pada mulanya mungkin tampak tidak menyenangkan bagi mereka yang terbiasa langsung berbicara dan khususnya bagi mereka yang sangat ekstrovert, diam menawarkan manfaat yang sangat berharga bagi mereka yang mau belajar menggunakannya dengan baik. Ketika kita menghadapi konflik dimana kita harus menentukan sikap atau posisi, diam bisa menjadi sangat berguna dan membantu mencapai tujuan kita.

Memilih diam dapat memberikan kekuatan yang menguntungkan dalam kehidupan kita. Diam dapat menjadi alat utama untuk menikmati komunikasi yang lebih efektif, meningkatkan pemelajaran, pertumbuhan pribadi yang bermakna, damai, hubungan yang lebih efektif, dan perasaan yang diperkaya sehubungan dengan hidup dan pekerjaan kita.

Gagasan ini menyarankan diam yang berbeda, bukan diam berarti tidak mempunyai inisiatif dan pikiran sama sekali. Yakni sengaja mendiamkan atau menenangkan benak (mind) kita dari celoteh orang yang biasa terjadi saat kita sedang berbicara dan mencari hikmah yang lebih dalam berkaitan dengan apa yang tengah kita katakan. Atau bisa jadi memilih rentang waktu tertentu untuk refleksi diam guna berkonsentrasi pada apa yang harus dikatakan oleh benak kita

Minggu, 18 April 2010

Sudahi Perih Ini



Apa yang harus
Ku lakukan lagi bila kau tak setia
Karena aku hanya seorang manusia
Yang tak kau anggap
Aku tlah coba untuk memahamimu
Tapi kau tak peduli
Cukup sudah
Kau sakiti aku lagi
Serpihan perih ini
Akan ku bawa mati
Aku mencoba
Memberikan segala yang telah aku punya
Namun semuanya hanya sia-sia
Percuma
Sampai kapan
Bisa membuatmu mengerti
Membuat aku bermakna
Dihatimu dimatamu sayang
(D.M) (dedicated Ade luurrr)

Sabtu, 17 April 2010

Apapun Kata Orang,Inilah Jalanku



Mereka bilang kerudungku seperti nenek-nenek
padahal rambut sasak mereka seperti daun kering melambai.
Mereka bilang jilbabku ketinggalan zaman
padahal tank-top mereka seperti koteka zaman batu.

Mereka bilang ucapanku seperti orang yang ceramah
padahal rumpian mereka tak lebih indah dari dengungan segerombol lebah.
Mereka bilang cara berfikirku ”ketuaan”
padahal umur kepala dua mereka tidak menjadikannya lebih dewasa dari seorang anak kecil berumur 5 tahun.

Mereka bilang tingkah polahku tidak enerjik,
padahal laku mereka lebih menyerupai banteng seruduk sana-seruduk sini.
Mereka bilang dandananku pucat,
padahal penampilan mereka lebih mirip dengan ondel-ondel
Mereka bilang aku nggak gaul,
padahal untuk mengenal konspirasi saja mereka geleng-geleng.

Mereka bilang:
aku sok suci
aku tidak menikmati hidup
aku nggak ngalir
aku fanatik sok lebay
dan sok bau surga.

Ku jawab:
Ya, aku berusaha untuk terus mensucikan diri.
Karena najis tidak pernah mendapatkan tempat dimanapun berada,
meskipun letaknya di atas tahta emas.

Ya, aku tidak menikmati hidup ini. Karena hidup yang kudambakan bukan hidup yang seperti ini yang lebih buruk dari hidupnya binatang ternak

Ya, aku nggak ngalir. Aku adalah ikan yang akan terus bergerak, tidak terseret air yang mengalir sederas apapun alirannya. Karena aku tidak ingin jatuh ke dalam pembuangan.

Ya, aku fanatik. Karena fanatik dalam kebenaran yang sesuai fitrah adalah menyenangkan dibanding fanatik dalam kesalahan yang fatrah (kufur)

Ya, aku memang sok lebay. Karena aku adalah manusia yang lemah yang terserang makhluk kecil macam virus saja tubuhku sudah ambruk, manusia yang bodoh yang tidak mengetahui nasib hidupku satu detik setelah ini, manusia yang serba kurang dan punya batas waktu yang ketika waktu itu habis aku tidak bisa mengulurnya ataupun mempercepatnya

Ya, aku ingin mencium bau surga yang dijanjikan Tuhanku yang baunya dapat tercium dari jarak ratusan tahun cahaya. Betapa meruginya orang yang tidak bisa mencium bau surga, karena itu menandakan betapa jauhnya posisinya dari surga…

Kullu maa huwa aatin qoribun
Segala sesuatu yang pasti datang itu dekat…

Manusia dibekali Islam dan Muhammad sebagai pembawa huda dan haq
Juga, manusia juga dibekali akal oleh Tuhannya
Namun, manusia diberi kebebasan memilih untuk hidupnya
Dan, there is only one choice

Untuk itulah aku memilih jalanku
Memilih jalan hidupku
Hidup yang aku dambakan
Mendamba apa yang telah dijanjikanNya
Janji yang tak akan pernah diingkari


“Jika kamu menuruti kebanyakan manusia yang ada di muka bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah. Mereka tidak lain hanyalah mengikuti persangkaan belaka, dan mereka tidak lain hanyalah berdusta (terhadap Allah)” (Qs. Al-An’am 116).

“Allah tidak akan mengingkari janji-janjiNya, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui” (Qs. Ar-Rum 6).

Supreme



Oh it seemed forever stopped today
All the lonely hearts in London
Caught a plane and flew away
And all the best women are married
All the handsome men are gay
You feel deprived
Yeah are you questioning your size?
Is there a tumour in your humour,
Are there bags under your eyes?
Do you leave dents where you sit,
Are you getting on a bit?
Will you survive
You must survive
When there's no love in town
This new century keeps bringing you down
All the places you have been
Trying to find a love supreme
A love supreme
Oh what are you really looking for?
Another partner in your life to
abuse and to adore?
Is it lovey dovey stuff,
Do you need a bit of rough?
Get on your knees
Yeah turn down the love songs that you hear
'Cause you can't avoid the sentiment
That echoes in your ear
Saying love will stop the pain
Saying love will kill the fear
Do you believe
You must believe
(R.W)

Jumat, 16 April 2010

Tafakur



Tafakur adalah suatu perenungan dengan melihat, menganalisa, meyakini secara pasti untuk mendapatkan keyakinan terhadap segala sesuatu yang berhubungan dengan Allah. Banyak hal dari Allah yang harus ditelaah, dianalisa hingga akal pikiran yakin dan perasaan menerima, seperti sifat sifat Allah, nama nama Allah, ciptaan ciptaan Allah semua akan membawa kepada percaya adanya Allah. Tuhannya Islam bernama Allah dengan memiliki 99 nama lainnya, Allah mempunyai sifat yang spesifik, mempunyai ciptaan, mempunyai dzat Ketuhanan. Tafakur dalam Islam akan meningkatkan tauhid, keyakinan dan kepercayaan kepada Allah berdasarkan akal pikiran dan perasaan atau hati.


Selain untuk mendekatkan diri kepada Allah, Tafakur juga dapat digunakan untuk setiap saat melihat, memperhatikan perilaku, sifat, kejadian, masalah yang setiap saat muncul selama manusia – umat Islam menjalani kehidupan.


Dalam menjalani kehidupan harus selalu diwaspadai, akan terjadi hal-hal baru yang baik atau buruk, menguntungkan dan atau merugikan. Semua ini ada yang dapat diatasi dan diatur, ada yang tidak, terjadi secara spontan menurutkan kehendak Allah Subhanahu Wa Taala, ada yang dapat diterima dan lebih sering tidak dapat diterima.

Meminta Maaf



Memberi memang lebih baik daripada meminta. Tetapi pemberian maaf yang tulus dimulai dari permintaan maaf yang tulus pula.”– Anonim

AKHIRNYA mereka berpelukan bahagia. Tak ada lagi dendam. Keduanya saling mengasihi dan menganggap masa lalu sebagai kesalahan kecil. Ibu, wanita tua yang penyabar dan penyayang itu hidup bersama anak, menantu, dan cucu-cucunya yang lucu. Istana itu sungguh memanjakan keluarga kecil tersebut.

Siapakah keluarga yang berbahagia itu? Itulah kisah keluarga Hendra di Jakarta. Setelah bertahun-tahun diliputi rasa bersalah yang sangat, Hendra akhirnya memohon maaf atas tindakan terhadap ibunya yang telah disakitinya beberapa waktu yang lampau. Ia bersyukur memiliki ibu yang pemurah dan penyayang. Selayaknya di mana-mana pun ibu memang selalu memiliki sifat seperti itu. Walau sedemikian buruk perlakuan yang diterima oleh anaknya, toh pintu hati memiliki keluasan.

Memang, bagi sebagian orang, meminta maaf dirasakan sebagai hal yang sulit. Kadang dibutuhkan waktu yang lama untuk melakukannya. Seperti yang dilakukan Hendra terhadap ibunya. Mengapa orang sulit untuk meminta maaf? Alasannya beragam, seperti tinggi hati, merasa benar sendiri, gengsi. Atau bisa juga karena soal tata krama, biasanya mereka yang merasa lebih tua atau lebih tinggi derajatnya menganggap tidak perlu untuk meminta maaf.

Apapun alasannya, meminta maaf jelas tidak enak, mungkin diledek orang, dan malu, karena berarti mengakui kesalahan yang telah diperbuat.

Sesungguhnya dalam relung hati setiap manusia, akan ada kegundahan jika telah melakukan kesalahan dan ada keinginan untuk meminta maaf sesegera mungkin. Tanpa meminta maaf, akan terjadi ketidakseimbangan jiwa bagi orang yang telah melakukan kesalahan.

Bicara maaf memaafkan, biasanya kita teringat akan hari Lebaran. Sejatinya, meminta maaf bukanlah masalah ritual setahun sekali, seperti saat Lebaran. Karena pada hakekatnya, meminta maaf merupakan kebutuhan jiwa, bukan sekadar ritual belaka. Walau begitu, meminta maaf saat lebaran tetap merupakan hal yang baik dan perlu dilakukan.

Hal itu sebagai sebuah penciptaan kondisi untuk membantu memudahkan orang meminta maaf.

Ada banyak alasan, mengapa orang perlu meminta maaf. Pertama, jelas manusia merupakan tempatnya salah. Jadi sudah pasti, secara sengaja atau tidak sengaja, kita pernah melakukan kesalahan, baik terhadap atasan, bawahan, orang tua, anak, saudara, atau teman sejawat.

Kedua, walaupun katakanlah seandainya maaf yang kita minta tidak atau belum diberikan, tetapi hal itu setidaknya telah menghilangkan sedikit beban yang ada di pundak. Ketiga, dengan meminta maaf secara tulus, maka hal itu dapat meluluhkan hal-hal negatif yang ada dalam diri kita. Hati pun menjadi netral. Keempat, dengan meminta maaf, ketenangan jiwa nantinya lebih mudah kita raih. Karena pada dasarnya hati harus selalu dibersihkan, agar setiap langkah kehidupan kita menjadi ringan. Dan terakhir, dengan meminta maaf, hal itu dapat menjadi pelajaran bagi kita untuk tidak mengulangi lagi kesalahan yang sama.

Tak mudah memang untuk meminta maaf. Diperlukan keberanian dan keteguhan hati yang paling dalam untuk dapat melakukannya. Oleh karena itu, meminta maaf perlu dilakukan pada situasi dan kondisi yang tepat.

Lakukanlah permintaan maaf pada waktu yang tepat. Biasanya lebih cepat lebih baik. Tapi malah kadang sebaliknya. Akan lebih baik meminta maaf jika perasaan sudah tenang, hati sudah mencair, dan kepala sudah dingin.

Sebaiknya, minta maaflah secara khusus. Anda harus menyebutkan secara spesifik kesalahan mana yang telah Anda perbuat. Misalnya Anda meminta maaf kepada tetangga sebelah,

“Maafkan saya ya pak, tempo hari mengambil jambu di rumah bapak tanpa izin.” Oleh karena itu diperlukan timing yang tepat untuk melakukannya.

Jika di hari Lebaran permintaan maaf yang keluar hanya bersifat umum, seperti, “Mohon maaf lahir bathin ya,” mungkin jawabannya pun juga bersifat umum. Karena tentu orang tak paham kesalahan apa yang dimaksud. Kita tidak akan pernah tahu apakah orang tersebut mau memaafkan kita seandainya kita tidak menyebutkan kesalahan yang pernah diperbuat secara spesifik. Disinilah keberanian Anda diuji, dan akan terlihat keikhlasan orang yang dimintai maaf tersebut.

Kalau benar Anda ingin meminta maaf, minta maaflah dengan sungguh-sungguh. Akui kesalahan yang telah diperbuat.

Bila Anda meminta maaf, jangan mencari pembenaran atas tindakan yang telah Anda perbuat atau sebenarnya tak ada penyesalan dalam diri Anda, seperti ungkapan, “Saya minta maaf dan mengaku salah…tetapi…”

Sekecil atau sebesar apapun kesalahan, lakukanlah permintaan maaf dengan tulus ikhlas. Jika sebelumnya kesalahan yang telah Anda perbuat mengakibatkan renggangnya hubungan yang selama ini telah dijalin dengan baik, maka tanyakanlah apa yang dapat Anda lakukan untuk memperbaiki hubungan tersebut.

Dan yang paling penting ialah, Anda harus bersabar. Karena tak selalu permintaan maaf langsung diterima. Kadang butuh waktu. Bisa cepat, bisa lebih lama. Berilah waktu. Dimaafkan atau tidak permohonan maaf Anda, itu soal lain, tapi setidaknya Anda telah melakukan suatu tindakan ksatria.

10 Sifat Kepribadian



Sifat-sifat Kepribadian yang sangat penting dalam kehidupan :

1. Ketulusan

Ketulusan menempati peringkat pertama sebagai sifat yang paling disukai oleh semua orang. Ketulusan membuat orang lain merasa aman dan dihargai karena yakin tidak akan dibodohi atau dibohongi.

Orang yang tulus selalu mengatakan kebenaran, tidak suka mengada-ada, pura-pura, mencari-cari alasan atau memutarbalikkan fakta. Prinsipnya “Ya diatas Ya dan Tidak diatas Tidak”. Tentu akan lebih ideal bila ketulusan yang selembut merpati itu diimbangi dengan kecerdikan seekor ular. Dengan begitu, ketulusan tidak menjadi keluguan yang bisa merugikan diri sendiri.

2. Rendah Hati

Beda dgn rendah diri yg merupakan kelemahan, kerendahhatian justru mengungkapkan kekuatan. Hanya orang yang kuat jiwanya yang bisa bersikap rendah hati. Ia seperti padi yang semakin berisi semakin menunduk. Orang yang rendah hati bisa mengakui dan menghargai keunggulan orang lain. Ia bisa membuat orang yang diatasnya merasa oke dan membuat orang yang di bawahnya tidak merasa minder.

3. Kesetiaan

Kesetiaan sudah menjadi barang langka & sangat tinggi harganya. Orang yg setia selalu bisa dipercaya dan diandalkan. Dia selalu menepati janji, punya komitmen yang kuat, rela berkorban dan tidak suka berkhianat.

4. Bersikap Positif

Orang yang bersikap positif selalu berusaha melihat segala sesuatu dari kacamata positif, bahkan dalam situasi yang buruk sekalipun. Dia lebih suka membicarakan kebaikan daripada keburukan orang lain, lebih suka bicara mengenai harapan drpd keputusasaan, lebih suka mencari solusi daripada frustasi, lebih suka memuji daripada mengecam, dsb.

5. Keceriaan

Karena tidak semua orang dikaruniai temperamen ceria, maka keceriaan tidak harus diartikan ekspresi wajah dan tubuh tapi sikap hati. Orang yang ceria adalah orang yang bisa menikmati hidup, tidak suka mengeluh dan selalu berusaha meraih kegembiraan. Dia bisa mentertawakan situasi, orang lain, juga dirinya sendiri. Dia punya potensi untuk menghibur dan mendorong semangat orang lain.

6. Bertanggung Jawab

Orang yang bertanggung jawab akan melaksanakan kewajibannya dengan sungguh-sungguh. Kalau melakukan kesalahan, dia berani mengakuinya. Ketika mengalami kegagalan, dia tidak akan mencari kambing hitam untuk disalahkan.

Bahkan kalau dia merasa kecewa dan sakit hati, dia tidak akan menyalahkan siapapun. Dia menyadari bahwa dirinya sendirilah yang bertanggung jawab atas apapun yang dialami dan dirasakannya.

7. Kepercayaan Diri

Rasa percaya diri memungkinkan seseorang menerima dirinya sebagaimana adanya, menghargai dirinya dan menghargai orang lain. Orang yang percaya diri mudah menyesuaikan diri dengan lingkungan dan situasi yang baru. Dia tahu apa yang harus dilakukannya dan melakukannya dengan baik.

8. Kebesaran Jiwa

Kebesaran jiwa dapat dilihat dr kemampuan seseorang memaafkan orang lain. Orang yang berjiwa besar tidak membiarkan dirinya dikuasai oleh rasa benci dan permusuhan. Ketika menghadapi masa-masa sukar dia tetap tegar, tidak membiarkan dirinya hanyut dalam kesedihan dan keputusasaan.

9. Easy Going

Orang yang easy going menganggap hidup ini ringan. Dia tidak suka membesar-besarkan masalah kecil. Bahkan berusaha mengecilkan masalah-masalah besar. Dia tidak suka mengungkit masa lalu dan tidak mau khawatir dengan masa depan. Dia tidak mau pusing dan stress dengan masalah-masalah yang berada di luar kontrolnya.

10. Empaty

Empati adalah sifat yg sangat mengagumkan. Orang yg berempati bukan saja pendengar yang baik tapi juga bisa menempatkan diri pada posisi orang lain. Ketika terjadi konflik dia selalu mencari jalan keluar terbaik bagi kedua belah pihak, tidak suka memaksakan pendapat dan kehendaknya sendiri. Dia selalu berusaha memahami dan mengerti orang lain.

Kamis, 15 April 2010

Menghormati & Manghargai Hasil Karya Orang Lain

Jika kita ingin buah karya kita dihormati orang lain maka kita juga harus menghormati dan menghargai hasil karya orang lain. Dengan saling menghargai maka hasil karya maka diharapkan membentuk suatu perilaku kebiasaan yang saling menghargai. Walaupun kita tidak punya sesuatu hasil ciptaan kita, tetap kita harus menghargai orang lain tanpa pandang bulu.

Merenung



Pernahkah kita merenungkan keberadaan kita sebelum dilahirkan kedunia ini?,

Sadarkah bahwa kita diciptakan dari sebuah ketiadaan?

Pernah berfikirkah bahwa kita hidup di sebuah planet yang sangat berbahaya, karena setiap saat meteor-meteor yang beratnya berton-ton bergerak dengan lelusa yang bukan tidak mungkin untuk bergerak kearah bumi dan kemudian menabraknya?

Pernahkah kita merenung, bahwa kehidupan kita berlalu dengan sangat cepat dan mengalir begitu saja. Perubahan pada diri kita pun tak bisa dihindari. Kita akan menjadi tua renta dimakan usia, lambat laun kita akan kehilangan ketampanan, kecantikan, kesehatan dan kekuatan yang selama ini kadang dibangga-banggakan?

Pernahkah kita memikirkan bahwa setiap saat malaikat maut yang di utus Allah mungkin saja akan datang dan menjemput ajal kita untuk meninggalkan dunia ini? Jika demikian, pernahkan kita merenungkan kenapa manusia terlalu terbelenggu dengan kenikmatan dunia yang sebentar lagi juga mereka akan tinggalkan? Bukankah kematian adalah sebuah keniscayaan yang tidak mungkin dihindari bagi setiap manusia?

Ku Ingin Selamanya



Cinta adalah misteri dalam hidupku
Yang tak pernah ku tahu akhirnya
Namun tak seperti cintaku pada dirimu
Yang harus tergenapi dalam kisah hidupku

Ku ingin slamanya mencintai dirimu
Sampai saat ku akan menutup mata dan hidupku
Ku ingin slamanya ada di sampingmu
Menyayangi dirimu sampai waktu kan memanggilku

Ku berharap abadi dalam hidupku
Mencintamu bahagia untukku
Karena kasihku hanya untuk dirimu
Selamanya kan tetap milikmu

Di relung sukmaku
Ku labuhkan s’luruh cintaku
Di hembus nafasku
Ku abadikan s’luruh kasih dan sayangku

(untuk istriku dan anaku luv u)

Rabu, 14 April 2010

HIDUP JANGAN TERTIDUR



Untuk dapat menikmati hidup, hal terpenting yang perlu Anda lakukan adalah menjadi SADAR. Inti kepemimpinan adalah kesadaran. Inti spiritualitas juga adalah kesadaran. Banyak orang yang menjalani hidup ini dalam keadaan ''''tertidur.'''' Mereka lahir, tumbuh, menikah, mencari nafkah, membesarkan anak, dan akhirnya meninggal dalam keadaan ''''tertidur.'''' Analoginya adalah seperti orang yang terkena hipnotis. Anda tahu di mana menyimpan uang. Anda pun tahu persis nomor pin Anda. Dan Andapun menyerahkan uang Anda pada orang tidak dikenal. Anda tahu, tapi tidak sadar. Karena itu, Anda bergerak bagaikan robot-robot yang dikendalikan orang lain, lingkungan, jabatan, uang, dan harta benda.
Pengertian menyadari amat berbeda dengan mengetahui. Anda tahu berolah raga penting untuk kesehatan, tapi Anda tidak juga melakukannya. Anda tahu memperjualbelikan jabatan itu salah, tapi Anda menikmatinya. Anda tahu berselingkuh dapat menghancurkan keluarga, tapi Anda tidak dapat menahan godaan. Itulah contoh tahu tapi tidak sadar!
Ada hal- hal yang dapat membuat orang menjadi sadar. Peristiwa-peristiwa pahit dan musibah. Musibah sebenarnya adalah ''''rahmat terselubung'''' karena dapat membuat kita bangun dan sadar. Anda baru sadar pentingnya kesehatan kalau Anda sakit. Anda baru sadar pentingnya olahraga kalau kadar kolesterol Anda mencapai tingkat yang mengkhawatirkan. Anda baru sadar nikmatnya bekerja kalau Anda di-PHK. Seorang wanita karier baru menyadari bahwa keluarga jauh lebih penting setelah anaknya terkena narkoba. Seorang sopir taksi pernah bercerita bahwa ia baru menyadari bahayanya judi setelah hartanya habis.
Kematian mungkin merupakan satu stimulus terbesar yang mampu menyentakkan kita. Banyak tokoh terkenal meninggal begitu saja. Mereka sedang sibuk memperjualbelikan kekuasaan, saling menjegal, berjuang meraih jabatan, lalu tiba-tiba saja meninggal. Bayangkan kalau Anda sedang menonton film di bioskop. Pertunjukan sedang berlangsung seru ketika tiba-tiba listrik padam. Petugas bioskop berkata, ''''Silakan Anda pulang, pertunjukan sudah selesai!'''' Anda protes, bahkan ingin menunggu sampai listrik hidup kembali. Tapi, si penjaga hanya berkata tegas, ''''Pertunjukan sudah selesai, listriknya tidak akan pernah hidup kembali.''''
Itulah analogi sederhana dari kematian. Kematian orang yang kita kenal, apalagi kerabat dekat kita sering menyadarkan kita pada arti hidup ini. Kematian menyadarkan kita pada betapa singkatnya hidup ini, betapa seringnya kita meributkan hal-hal sepele, dan betapa bodohnya kita menimbun kekayaan yang tidak sempat kita nikmati.
Hidup ini seringkali menipu dan meninabobokan orang. Untuk menjadi bangun kita harus sadar mengenai tiga hal, yaitu siapa diri kita, darimana kita berasal, dan ke mana kita akan pergi. Untuk itu kita perlu sering mengambil jarak dari kesibukan kita dan melakukan kontemplasi.
Ada sebuah ungkapan menarik dari seorang filsuf Perancis, Teilhard de Chardin, ''''Kita bukanlah manusia yang mengalami pengalaman-pengalaman spiritual, kita adalah makhluk spiritual yang mengalami pengalaman-pengalaman manusiawi.''''
Manusia bukanlah ''''makhluk bumi'''' melainkan ''''makhluk langit.'''' Kita adalah makhluk spiritual yang kebetulan sedang menempati rumah kita di bumi. Tubuh kita sebenarnya hanyalah rumah sementara bagi jiwa kita. Tubuh diperlukan karena merupakan salah satu syarat untuk bisa hidup di dunia. Tetapi, tubuh ini lama kelamaan akan rusak dan akhirnya tidak dapat digunakan lagi. Pada saat itulah jiwa kita akan meninggalkan ''''rumah'''' untuk mencari ''''rumah'''' yang lebih layak. Keadaan ini kita sebut meninggal dunia. Jangan lupa, ini bukan berarti mati karena jiwa kita tak pernah mati. Yang mati adalah rumah kita atau tubuh kita sendiri.
`Coba Anda resapi paragraf diatas dalam-dalam. Badan kita akan mati, tapi jiwa kita tetap hidup. Kalau Anda menyadari hal ini, Anda tidak akan menjadi manusia yang ngoyo dan serakah. Kita memang perlu hidup, perlu makanan, tempat tinggal, dan kebutuhan dasar lainnya. Bila Anda sudah mencapai semua kebutuhan tersebut, itu sudah cukup!
Buat apa sibuk mengumpul-ngumpulkan kekayaan -- apalagi dengan menyalahgunakan jabatan kalau hasilnya tidak dapat Anda nikmati selama-lamanya. Apalagi Anda sudah merusak jiwa Anda sendiri dengan berlaku curang dan korup. Padahal, jiwa inilah milik kita yang abadi.
Lantas, apakah kita perlu mengalami sendiri peristiwa-peristiwa yang pahit tersebut agar kita sadar?
Jawabnya: ya! Tapi kalau Anda merasa cara tersebut terlalu mahal, ada cara kedua yang jauh lebih mudah: Belajarlah MENDENGARKAN. Dengarlah dan belajarlah dari pengalaman orang lain.
Bukalah mata dan hati Anda untuk mengerti, mendengarkan, dan mempertanyakan semua pikiran dan paradigma Anda. Sayang, banyak orang yang mendengarkan semata-mata untuk memperkuat pendapat mereka sendiri, bukannya untuk mendapatkan sesuatu yang baru yang mungkin bertentangan dengan pendapat mereka sebelumnya. Orang yang seperti ini masih tertidur danbelum sepenuhnya bangun.

Selasa, 13 April 2010

Apa sih yg rusak..?


Kang boris naunna anu rusak..? iye bisa di buka...
tah uing nulis yeuh..nulis sesuatu anu te ngarti uing ge nulis naun..hu uh

Senin, 12 April 2010

MENSYUKURI COBAAN DAN MUSIBAH



Dalam berbagai perjalanan hidup, dalam berbagai obrolan dengan berbagai kelompok orang, dalam berbagai peristiwa yang terjadi baik pada diri sendiri, peristiwa orang sekeliling, cerita tentang banyak orang besar, hampir tidak ada orang-orang sukses, berhasil, matang, tentram yang tidak melalui cobaan, musibah, masalah yang berat. Pepatah bijak bicara dengan jujur pada kita : no pain, no gain.

Tentu saja cobaan dan musibah itu bukan lah yang indah untuk dijalani. Namun jika kita mau melihat dari sudut pandang yang lain, ketika kita berada didasar putaran roda, hanya ada 1 arah berikutnya : berputar naik keatas. Sesuatu yang perlu kita syukuri. Justru orang-orang yang diataslah yang perlu ketakutan. Karena dipuncak roda, hanya ada 1 arah : berputar turun kebawah.

Saya pernah bercerita tentang romantisme masa kecil yang tidak begitu indah. Namun hal itu saat ini saya syukuri. Karena hal itu yang membuat saya (meski belum jadi apa-apa) menjadi lebih kuat. Dulu, ketika peristiwa itu terjadi, yang ada cuma rasa iri, dendam, caci maki atas ketidakadilan Tuhan. Namun sekarang saya hanya bisa bicara, Maha Adil wahai Engkau Pemilik Semesta.

Cobaan, musibah dengan kebahagiaan dan kesenangan ibarat sebuah koin mata uang. Mereka adalah kekasih sejati. Mereka bukan ibarat panah yang menjutu ke atas dan kebawah. Bahkan seorang Gibran pernah berkata :

Kesenangan adalah kesedihan yang terbuka bekasnya
Tawa dan airmata datang dari sumber yang sama
Semakin dalam kesedihan menggoreskan luka ke dalam jiwa
Semakin mampu sang jiwa menampung kebahagiaan

So, sebesar apa harapan kita atas sebuah kebahagiaan dan kesenangan, artinya kita juga harus siap untuk menerima besarnya cobaan dan kesedihan.

Seorang teman pernah bicara, musibah yang hadir bertubi-tubi, dan menyentuh seluruh lini kehidupan kita : keluarga, cinta, rejeki, dll, itu adalah pertanda Tuhan tengah memberikan kesempatan kita untuk upgrade, untuk masuk ke tahap berikutnya yang lebih tinggi. Bahwa ketika musibah dan cobaan itu datang, itu pertanda bahwa dimata Tuhan, kita sudah layak naik ke tahap pemahaman berikutnya, jika kita mampu melaluinya dengan baik.

Dan ketika cobaan dan musibah itu datang bertubi-tubi tiada henti, saya hanya bisa bilang

Bersyukurlah...

Karena itu artinya sebuah kebahagiaan dan kesenangan yang setidaknya setara dengan musibah, cobaan dan kesedihan yang kita alami akan segera tiba.

Bersyukurlah…

Minggu, 11 April 2010

PERSAHABATAN


Dan seorang remaja berkata, Bicaralah pada kami tentang Persahabatan.

Dan dia menjawab:
Sahabat adalah keperluan jiwa, yang mesti dipenuhi.
Dialah ladang hati, yang kau taburi dengan kasih dan kau tuai dengan penuh rasa terima kasih.
Dan dia pulalah naungan dan pendianganmu.
Kerana kau menghampirinya saat hati lupa dan mencarinya saat jiwa mahu kedamaian.

Bila dia berbicara, mengungkapkan fikirannya, kau tiada takut membisikkan kata “Tidak” di kalbumu sendiri, pun tiada kau menyembunyikan kata “Ya”.
Dan bilamana dia diam,hatimu berhenti dari mendengar hatinya; kerana tanpa ungkapan kata, dalam persahabatan, segala fikiran, hasrat, dan keinginan dilahirkan bersama dan dikongsi, dengan kegembiraan tiada terkirakan.
Di kala berpisah dengan sahabat, tiadalah kau berdukacita;
Kerana yang paling kau kasihi dalam dirinya, mungkin kau nampak lebih jelas dalam ketiadaannya, bagai sebuah gunung bagi seorang pendaki, nampak lebih agung daripada tanah ngarai dataran.

Dan tiada maksud lain dari persahabatan kecuali saling memperkaya roh kejiwaan.
Kerana cinta yang mencari sesuatu di luar jangkauan misterinya, bukanlah cinta , tetapi sebuah jala yang ditebarkan: hanya menangkap yang tiada diharapkan.

Dan persembahkanlah yang terindah bagi sahabatmu.
Jika dia harus tahu musim surutmu, biarlah dia mengenali pula musim pasangmu.
Gerangan apa sahabat itu jika kau sentiasa mencarinya, untuk sekadar bersama dalam membunuh waktu?
Carilah ia untuk bersama menghidupkan sang waktu!
Kerana dialah yang bisa mengisi kekuranganmu, bukan mengisi kekosonganmu.
Dan dalam manisnya persahabatan, biarkanlah ada tawa ria dan berkongsi kegembiraan..
Kerana dalam titisan kecil embun pagi, hati manusia menemui fajar dan ghairah segar kehidupan. (K.G)

Sabtu, 10 April 2010

HIKMAH KEMATIAN


Kehidupan berlangsung tanpa disadari dari detik ke detik. Apakah anda tidak menyadari bahwa hari-hari yang anda lewati justru semakin mendekatkan anda kepada kematian sebagaimana juga yang berlaku bagi orang lain?

Seperti yang tercantum dalam ayat “Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kemudian hanyalah kepada Kami kamu dikembalikan.” (QS. 29:57) tiap orang yang pernah hidup di muka bumi ini ditakdirkan untuk mati. Tanpa kecuali, mereka semua akan mati, tiap orang. Saat ini, kita tidak pernah menemukan jejak orang-orang yang telah meninggal dunia. Mereka yang saat ini masih hidup dan mereka yang akan hidup juga akan menghadapi kematian pada hari yang telah ditentukan. Walaupun demikian, masyarakat pada umumnya cenderung melihat kematian sebagai suatu peristiwa yang terjadi secara kebetulan saja.

Coba renungkan seorang bayi yang baru saja membuka matanya di dunia ini dengan seseorang yang sedang mengalami sakaratul maut. Keduanya sama sekali tidak berkuasa terhadap kelahiran dan kematian mereka. Hanya Allah yang memiliki kuasa untuk memberikan nafas bagi kehidupan atau untuk mengambilnya.

Semua makhluk hidup akan hidup sampai suatu hari yang telah ditentukan dan kemudian mati; Allah menjelaskan dalam Quran tentang prilaku manusia pada umumnya terhadap kematian dalam ayat berikut ini:

Katakanlah: “Sesungguhnya kematian yang kamu lari daripadanya, maka sesungguhnya kematian itu akan menemui kamu, kemudian kamu akan dikembalikan kepada (Allah), yang mengetahui yang gaib dan yang nyata, lalu Dia beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.” (QS. 62:8)

Kebanyakan orang menghindari untuk berpikir tentang kematian. Dalam kehidupan modern ini, seseorang biasanya menyibukkan dirinya dengan hal-hal yang sangat bertolak belakang [dengan kematian]; mereka berpikir tentang: di mana mereka akan kuliah, di perusahaan mana mereka akan bekerja, baju apa yang akan mereka gunakan besok pagi, apa yang akan dimasak untuk makan malam nanti, hal-hal ini merupakan persoalan-persoalan penting yang sering kita pikirkan. Kehidupan diartikan sebagai sebuah proses kebiasaan yang dilakukan sehari-hari. Pembicaraan tentang kematian sering dicela oleh mereka yang merasa tidak nyaman mendengarnya. Mereka menganggap bahwa kematian hanya akan terjadi ketika seseorang telah lanjut usia, seseorang tidak ingin memikirkan tentang kematian dirinya yang tidak menyenangkannya ini. Sekalipun begitu ingatlah selalu, tidak ada yang menjamin bahwa seseorang akan hidup dalam satu jam berikutnya. Tiap hari, orang-orang menyaksikan kematian orang lain di sekitarnya tetapi tidak memikirkan tentang hari ketika orang lain menyaksikan kematian dirinya. Ia tidak mengira bahwa kematian itu sedang menunggunya!

Ketika kematian dialami oleh seorang manusia, semua “kenyataan” dalam hidup tiba-tiba lenyap. Tidak ada lagi kenangan akan “hari-hari indah” di dunia ini. Renungkanlah segala sesuatu yang anda dapat lakukan saat ini: anda dapat mengedipkan mata anda, menggerakkan badan anda, berbicara, tertawa; semua ini merupakan fungsi tubuh anda. Sekarang renungkan bagaimana keadaan dan bentuk tubuh anda setelah anda mati nanti.

Dimulai saat anda menghembuskan napas untuk yang terakhir kalinya, anda tidak ada apa-apanya lagi selain “seonggok daging”. Tubuh anda yang diam dan terbujur kaku, akan dibawa ke kamar mayat. Di sana, ia akan dimandikan untuk yang terakhir kalinya. Dengan dibungkus kain kafan, jenazah anda akan di bawa ke kuburan dalam sebuah peti mati. Sesudah jenazah anda dimasukkan ke dalam liang lahat, maka tanah akan menutupi anda. Ini adalah kesudahan cerita anda. Mulai saat ini, anda hanyalah seseorang yang namanya terukir pada batu nisan di kuburan.

Selama bulan-bulan atau tahun-tahun pertama, kuburan anda sering dikunjungi. Seiring dengan berlalunya waktu, hanya sedikit orang yang datang. Beberapa tahun kemudian, tidak seorang pun yang datang mengunjungi.

Sementara itu, keluarga dekat anda akan mengalami kehidupan yang berbeda yang disebabkan oleh kematian anda. Di rumah, ruang dan tempat tidur anda akan kosong. Setelah pemakaman, sebagian barang-barang milik anda akan disimpan di rumah: baju, sepatu, dan lain-lain yang dulu menjadi milik anda akan diberikan kepada mereka yang memerlukannya. Berkas-berkas anda di kantor akan dibuang atau diarsipkan. Selama tahun-tahun pertama, beberapa orang masih berkabung akan kepergian anda. Namun, waktu akan mempengaruhi ingatan-ingatan mereka terhadap masa lalu. Empat atau lima dasawarsa kemudian, hanya sedikit orang saja yang masih mengenang anda. Tak lama lagi, generasi baru muncul dan tidak seorang pun dari generasi anda yang masih hidup di muka bumi ini. Apakah anda diingat orang atau tidak, hal tersebut tidak ada gunanya bagi anda.

Sementara semua hal ini terjadi di dunia, jenazah yang ditimbun tanah akan mengalami proses pembusukan yang cepat. Segera setelah anda dimakamkan, maka bakteri-bakteri dan serangga-serangga berkembang biak pada mayat tersebut; hal tersebut terjadi dikarenakan ketiadaan oksigen. Gas yang dilepaskan oleh jasad renik ini mengakibatkan tubuh jenazah menggembung, mulai dari daerah perut, yang mengubah bentuk dan rupanya. Buih-buih darah akan meletup dari mulut dan hidung dikarenakan tekanan gas yang terjadi di sekitar diafragma. Selagi proses ini berlangsung, rambut, kuku, tapak kaki, dan tangan akan terlepas. Seiring dengan terjadinya perubahan di luar tubuh, organ tubuh bagian dalam seperti paru-paru, jantung dan hati juga membusuk. Sementara itu, pemandangan yang paling mengerikan terjadi di sekitar perut, ketika kulit tidak dapat lagi menahan tekanan gas dan tiba-tiba pecah, menyebarkan bau menjijikkan yang tak tertahankan. Mulai dari tengkorak, otot-otot akan terlepas dari tempatnya. Kulit dan jaringan lembut lainnya akan tercerai berai. Otak juga akan membusuk dan tampak seperti tanah liat. Semua proses ini berlangsung sehingga seluruh tubuh menjadi kerangka.

Tidak ada kesempatan untuk kembali kepada kehidupan yang sebelumnya. Berkumpul bersama keluarga di meja makan, bersosialisasi atau memiliki pekerjaan yang terhormat; semuanya tidak akan mungkin terjadi.

Singkatnya, “onggokkan daging dan tulang” yang tadinya dapat dikenali; mengalami akhir yang menjijikkan. Di lain pihak, anda – atau lebih tepatnya, jiwa anda – akan meninggalkan tubuh ini segera setelah nafas anda berakhir. Sedangkan sisa dari anda – tubuh anda – akan menjadi bagian dari tanah.

Ya, tetapi apa alasan semua hal ini terjadi?

Seandainya Allah ingin, tubuh ini dapat saja tidak membusuk seperti kejadian di atas. Tetapi hal ini justru menyimpan suatu pesan tersembunyi yang sangat penting

Akhir kehidupan yang sangat dahsyat yang menunggu manusia; seharusnya menyadarkan dirinya bahwa ia bukanlah hanya tubuh semata, melainkan jiwa yang “dibungkus” dalam tubuh. Dengan lain perkataan, manusia harus menyadari bahwa ia memiliki suatu eksistensi di luar tubuhnya. Selain itu, manusia harus paham akan kematian tubuhnya - yang ia coba untuk miliki seakan-akan ia akan hidup selamanya di dunia yang sementara ini -. Tubuh yang dianggapnya sangat penting ini, akan membusuk serta menjadi makanan cacing suatu hari nanti dan berakhir menjadi kerangka. Mungkin saja hal tersebut segera terjadi.

Walaupun setelah melihat kenyataan-kenyataan ini, ternyata mental manusia cenderung untuk tidak peduli terhadap hal-hal yang tidak disukai atau diingininya. Bahkan ia cenderung untuk menafikan eksistensi sesuatu yang ia hindari pertemuannya. Kecenderungan seperti ini tampak terlihat jelas sekali ketika membicarakan kematian. Hanya pemakaman atau kematian tiba-tiba keluarga dekat sajalah yang dapat mengingatkannya [akan kematian]. Kebanyakan orang melihat kematian itu jauh dari diri mereka. Asumsi yang menyatakan bahwa mereka yang mati pada saat sedang tidur atau karena kecelakaan merupakan orang lain; dan apa yang mereka [yang mati] alami tidak akan menimpa diri mereka! Semua orang berpikiran, belum saatnya mati dan mereka selalu berpikir selalu masih ada hari esok untuk hidup.

Bahkan mungkin saja, orang yang meninggal dalam perjalanannya ke sekolah atau terburu-buru untuk menghadiri rapat di kantornya juga berpikiran serupa. Tidak pernah terpikirkan oleh mereka bahwa koran esok hari akan memberitakan kematian mereka. Sangat mungkin, selagi anda membaca artikel ini, anda berharap untuk tidak meninggal setelah anda menyelesaikan membacanya atau bahkan menghibur kemungkinan tersebut terjadi. Mungkin anda merasa bahwa saat ini belum waktunya mati karena masih banyak hal-hal yang harus diselesaikan. Namun demikian, hal ini hanyalah alasan untuk menghindari kematian dan usaha-usaha seperti ini hanyalah hal yang sia-sia untuk menghindarinya:

Katakanlah: “Lari itu sekali-kali tidaklah berguna bagimu, jika kamu melarikan diri dari kematian atau pembunuhan, dan jika (kamu terhindar dari kematian) kamu tidak juga akan mengecap kesenangan kecuali sebentar saja.” (QS. 33:16)

Manusia yang diciptakan seorang diri haruslah waspada bahwa ia juga akan mati seorang diri. Namun selama hidupnya, ia hampir selalu hidup untuk memenuhi segala keinginannya. Tujuan utamanya dalam hidup adalah untuk memenuhi hawa nafsunya. Namun, tidak seorang pun dapat membawa harta bendanya ke dalam kuburan. Jenazah dikuburkan hanya dengan dibungkus kain kafan yang dibuat dari bahan yang murah. Tubuh datang ke dunia ini seorang diri dan pergi darinya pun dengan cara yang sama. Modal yang dapat di bawa seseorang ketika mati hanyalah amal-amalnya saja.
(H.Yahya)

MENGUBAH SUDUT PANDANG

Saya BERSYUKUR:
1. Untuk istri yang mengatakan malam ini kita hanya makan mie instan, karena itu artinya ia bersamaku bukan dengan orang lain
2. Untuk suami yang hanya duduk malas di sofa menonton TV, karena itu artinya ia berada di rumah dan bukan di bar, kafe, atau di tempat mesum.
3. Untuk anak-anak yang ribut mengeluh tentang banyak hal, karena itu artinya mereka di rumah dan tidak jadi anak jalanan
4. Untuk Tagihan Pajak yang cukup besar, karena itu artinya saya bekerja dan digaji tinggi
5. Untuk sampah dan kotoran bekas pesta yang harus saya bersihkan, karena itu artinya keluarga kami dikelilingi banyak teman
6. Untuk pakaian yang mulai kesempitan, karena itu artinya saya cukup makan
7. Untuk rasa lelah, capai dan penat di penghujung hari, karena itu artinya saya masih mampu bekerja keras
8. Untuk semua kritik yang saya dengar tentang pemerintah, karena itu artinya masih ada kebebasan berpendapat
9. Untuk bunyi alarm keras jam 5 pagi yang membangunkan saya, karena itu artinya saya masih bisa terbangun, masih hidup
10. Untuk semua masalah dan penderitaan hidup yang saya alami, karena itu artinya saya memiliki pengharapan hidup kekal yang penuh suka cita di surga.

Jumat, 09 April 2010

ANUGERAH TERINDAH


Anakku sayang…
Kau anugerah terindah dalam hidupku
Kau penyemangat hidupku
Kau senyum kebahagiaanku
Kau menyinari hari-hariku dikalaku sendiri dan sepi

Anakku sayang….
Ku selalu berdoa untukmu agar kau selalu sehat dan lahir ke dunia ini dengan selamat
Menemani orangtuamu sampai masa tuanya
Menjadi anak sholeh
Berbakti kepada orang tua dan sesama makhluk ALLAH

WANITA


Wanita Sejati bukanlah dilihat dari kecantikan paras wajahnya,

tetapi dari kecantikan hati yang ada dibaliknya.



Wanita Sejati bukanlah dilihat dari bentuk tubuhnya yang mempesona,

tetapi dilihat dari sejauh mana Ia menutupi bentuk tubuhnya.



Wanita Sejati bukanlah dilihat dari begitu banyaknya kebaikan yang diberikan,

tetapi dari keikhlasannya memberikan kebaikan tersebut.



Wanita Sejati bukanlah dilihat dari keahliannya berbahasa,

tetapi dilihat dari bagaimana caranya berbicara.



Wanita Sejati bukanlah dilihat dari keberaniannya berpakaian,

tetapi dilihat dari sejauh mana Ia berani mempertahankan kehormatannya

dengan berpakaian Muslimah.



Wanita Sejati bukanlah dilihat dari sifat supelnya dalam bergaul,

tetapi dilihat dari sejauh mana Ia bisa menjaga kehormatannya dalam bergaul.

Kamis, 08 April 2010

TANYA SANG ANAK


Konon pada suatu desa terpencil

Terdapat sebuah keluarga

Terdiri dari sang ayah dan ibu

Serta seorang anak dan naif!



Pada suatu hari sang anak bertanya pada sang ibu!

Ibu! Mengapa aku dilahirkan wanita?

Sang ibu menjawab,"Karena ibu lebih kuat dari ayah!"

Sang anak terdiam dan berkata,"Kenapa jadi begitu?"



Sang anak pun bertanya kepada sang ayah!

Ayah! Kenapa ibu lebih kuat dari ayah?

Ayah pun menjawab,"Karena ibumu seorang wanita!!!

Sang anak kembali terdiam.



Dan sang anak pun kembali bertanya!

Ayah! Apakah aku lebih kuat dari ayah?

Dan sang ayah pun kembali menjawab," Iya, kau adalah yang terkuat!"

Sang anak kembali terdiam dan sesekali mengerut dahinya.



Dan dia pun kembali melontarkan pertanyaan yang lain.

Ayah! Apakah aku lebih kuat dari ibu?

Ayah kembali menjawab,"Iya kaulah yang terhebat dan terkuat!"

"Kenapa ayah, kenapa aku yang terkuat?" Sang anak pun kembali melontarkan pertanyaan.



Sang ayah pun menjawab dengan perlahan dan penuh kelembutan. "Karena engkau adalah buah dari cintanya!

Cinta yang dapat membuat semua manusia tertunduk dan terdiam. Cinta yang dapat membuat semua manusia buta, tuli serta bisu!



Dan kau adalah segalanya buat kami.

Kebahagiaanmu adalah kebahagiaan kami.

Tawamu adalah tawa kami.

Tangismu adalah air mata kami.

Dan cintamu adalah cinta kami.



Dan sang anak pun kembali bertanya!

Apa itu Cinta, Ayah?

Apa itu cinta, Ibu?

Sang ayah dan ibu pun tersenyum!

Dan mereka pun menjawab,"Kau, kau adalah cinta kami sayang.."


(K.G)

AYAH


Aku tak mampu mengantar kepergianmu

Langit mendung turut berduka

Orang-orang riuh rendah becerita

Tentang segala amal kebaikanmu

Aku datang kepadamu, ayah

Semilir di bawah kamboja dan nisanmu

Aku menangis dan berdoa

Mengenang segala salah dan dosaku kepadamu

Kepergianmu seketika mendewasakan aku

Mengajarkan aku betapa penting arti hidup

Untuk menjadi berguna bagi sesama

Kepergianmu mengajarku

Bagaimana harus mencintai dan menyayangi

Bagaimana harus tulus berkorban dan bersabar

Bagaimana harus berjuang demi anak-anaknya

Hingga saat terakhir hayatmu

Engkau terus berdoa demi kebahagiaan anak-anakmu

Hari ini aku menemuimu, ayah

Lewat sebait puisi untuk mengenangmu

Bila datang saatnya nanti

Kan kuceritakan segala kebesaran dan keagunganmu

Bersama embun fajar kemarau ku sertakan doa

Semoga engkau mendapatkan tempat terbaik di sisi-Nya



Ayah...aku merindukan mu

AYAH DAN IBU

Ya Allah,
Rendahkanlah suaraku bagi mereka
Perindahlah ucapanku di depan mereka
Lunakkanlah watakku terhadap mereka dan
Lembutkan hatiku untuk mereka.......

Ya Allah,
Berilah mereka balasan yang sebaik-baiknya,
atas didikan mereka padaku dan Pahala yang
besar atas kasih sayang yang mereka limpahkan padaku,
peliharalah mereka sebagaimana mereka memeliharaku.

Ya Allah,
Apa saja gangguan yang telah mereka rasakan
atau kesusahan yang mereka deritakan kerana aku,
atau hilangnya sesuatu hak mereka kerana perbuatanku,
maka jadikanlah itu semua penyebab susutnya
dosa-dosa mereka dan bertambahnya pahala
kebaikan mereka dengan perkenan-Mu ya Allah,
hanya Engkaulah yang berhak membalas
kejahatan dengan kebaikan berlipat ganda.

Ya Allah,
Bila magfirah-Mu telah mencapai mereka sebelumku,
Izinkanlah mereka memberi syafa'at untukku.
Tetapi jika sebaliknya, maka izinkanlah aku
memberi syafa'at untuk mereka,
sehingga kami semua berkumpul bersama dengan santunan-Mu
di tempat kediaman yang dinaungi kemulian-Mu, ampunan-Mu serta rahmat-Mu.
Sesungguhnya Engkaulah yang memiliki Kurnia Maha Agung,
serta anugerah yang tak berakhir
dan Engkaulah yang Maha Pengasih diantara semua pengasih.

Amin Ya Rabbul Alamin..

WAKTU



Dan jika engkau bertanya, bagaimanakah tentang Waktu?….
Kau ingin mengukur waktu yang tanpa ukuran dan tak terukur.

Engkau akan menyesuaikan tingkah lakumu dan bahkan mengarahkan perjalanan jiwamu menurut jam dan musim.
Suatu ketika kau ingin membuat sebatang sungai, diatas bantarannya kau akan duduk dan menyaksikan alirannya.

Namun keabadian di dalam dirimu adalah kesadaran akan kehidupan nan abadi,
Dan mengetahui bahwa kemarin hanyalah kenangan hari ini dan esok hari adalah harapan.


Dan bahwa yang bernyanyi dan merenung dari dalam jiwa, senantiasa menghuni ruang semesta yang menaburkan bintang di angkasa.

Setiap di antara kalian yang tidak merasa bahwa daya mencintainya tiada batasnya?
Dan siapa pula yang tidak merasa bahwa cinta sejati, walau tiada batas, tercakup di dalam inti dirinya, dan tiada bergerak dari pikiran cinta ke pikiran cinta, pun bukan dari tindakan kasih ke tindakan kasih yang lain?

Dan bukanlah sang waktu sebagaimana cinta, tiada terbagi dan tiada kenal ruang?Tapi jika di dalam pikiranmu haru mengukur waktu ke dalam musim, biarkanlah tiap musim merangkum semua musim yang lain,Dan biarkanlah hari ini memeluk masa silam dengan kenangan dan masa depan dengan kerinduan. ( K.G)

IKHLAS ITU BERAT


Menerima sesuatu tentu lebih mudah dibandingkan memberi. Seperti itu pula sebuah pepatah mengatakan “tangan diatas lebih baik dari pada tangan dibawah”. Berada di posisi “diatas” berkonotasi kepada yang lebih mulia. Maka mulialah orang-orang yang senantiasa membiasakan diri untuk memberi. Memberi sesuatu kepada orang lain adalah sesuatu yang berat. Sementara dalam keseharian kita senantiasa dituntut untuk memberi. Baik dari sudut tuntunan agama, maupun pertimbangan tuntutan hidup sosial.

Memberi sesuatu kepada orang lain bisa berupa apa saja. Harta benda, jasa, atau sekedar senyum tulus, dsb. Suatu agama atau keyakinan senantiasa menganjurkan penganutnya untuk memberi sebagai salah satu bentuk ibadah atau darma dan pengabdian. Memberi sesuatu kepada orang lain juga merupakan salah satu cara membangun jaringan hablun minal annas dan menciptakan silaturrahim. Memberi menjadi suatu penyeimbang dalam kehidupan sosial secara moril maupun materiil.

Bersedekah, berinfaq, berzakat, memberi hadiah dan bantuan jasa adalah varietas wujud dari memberi. Sukarela, tulus, ridho, ikhlas adalah sesuatu yang harus melandasi “memberi” agar dia bernilai, baik secara sosial maupun spritual. Sehingga sebahagian orang menganggap percuma suatu pemberian jika tidak dilandasi dengan hati ikhlas.

Sebenarnya bagaimanakah ikhlas itu? Jika melihat pengemis di pinggir jalan, lalu memberinya sejumlah uang atau apa saja yang ada pada kita atas dasar rasa iba dan kasihan misalnya. Itu masih sangat manusiawi. Dan belum tentu masuk kategori ikhlas. Memang terkadang kita mengenal ‘ikhlas’ atau kerelaan hati sebagai wujud cerminan dari rasa iba atau kasihan. Pernahkah kita memberi sesuatu kepada seseorang tanpa harus tahu kita kasihan atau tidak? May be yes..,may be not!

Seorang ahli hikmah mengatakan bahwa memberi sesuatu lantaran adanya sebab, seperti kasihan, prihatin, iba dsb, itu belum bisa dikategorikan sebagai ikhlas. Namun tidak lebih sebagai suatu bentuk kerelaan atau ketulusan hati saja yang bisa menjadi sebagai pemuasan hawa nafsu ego kasihan atau ego iba kita. Namun memberi atas dasar rasa kasihan atau iba pun itu sudah cukup baik. Terlebih lagi jika kita bisa berlaku ikhlas.

Berlaku ikhlas memang berat. Jika dalam memberi sesuatu masih mudah, ringan dan enteng berarti kita belum masuk dalam kategori ikhlas tapi baru sekedar rela atau tulus. Dalam memberi sesuatu kepada orang lain terkadang muncul rasa berat dalam hati kita karena berbagai faktor dan alasan. Alasan itu bisa disebabkan kurangnya biaya hidup, Tanggal tua, Lagi membutuhkan. Namun tetap saja mencoba menyisihkan untuk memberi meskipun sedikit karena dilandasi semata-mata atas nama Tuhan. Dan rasa berat itu kita ikhlas-kan meskipun masih terkesan disabar-sabarkan. Inilah yang lebih dimaksudkan sebagai ikhlas. Sekali lagi karena dia berat.

Ada perbedaan antara ikhlas dan tulus. Ikhlas itu, merelakan sesuatu yang terasa berat. Tulus itu adalah kerelaan hati karena faktor adanya rasa senang atau tidak ada beban. Ikhlas memiliki kedudukan atau derajat yang tinggi di mata Tuhan. Sehingga salah-lah orang yang mengatakan: percuma saja melakukan ini-itu jika tidak ikhlas. Persepsi orang selama ini terbalik, jika orang terlihat berat membantu atau memberi sesuatu disebut ‘tidak ikhlas’ dan begitu pula sebaliknya. Berbuat ikhlas meskipun berat, seorang mukhlis senantiasa dilandasi dengan nama Sang Maha Pencipta.

Ikhlas merupakan solusi positif menghadapi kondisi bangsa yang carut marut oleh berbagai bencana, yang diakibatkan oleh campur tangan manusia sendiri ini. Melalui bencana ini pun kita masih digebleng oleh Tuhan untuk menjadi orang yang ikhlas dalam menerima segalanya. Termasuk di dalamnya ikhlas memberi bantuan kepada korban banjir misalnya. Bencana pada bangsa ini telah membuka lebar bagi penduduknya untuk berlaku ikhlas. Semoga kita termasuk orang-orang yang ikhlas.

Rabu, 07 April 2010

BERMAIN POKER HALAL ATAU HARAM


Semua hal yang kita kerjakan,haram tidaknya tergantung pada niat kita. Poker memang bisa dikatakan judi. Dan seperti yang kita ketahui, judi itu haram. Sebelumnya mari kita ketahui makna haram itu sendiri. Apa itu haram? Haram itu adalah segala hal yang dilarang agama. Apa saja yang dilarang agama? Mungkin tidak bisa sebutkan satu per-satu namun hal yang haram berkaitan dengan poker, yaitu mencari uang dengan cara tidak benar. Cara tidak benar tersebut antara lain;mencuri,berjudi,korupsi dll. Poker bisa dikatan mencuri, bila kita mendapatkan chip dengan melakukan hack dan mengambil chip orang lain kemudian menjualnya . Poker dapat dikatakan berjudi pula bila kita bermain poker untuk memperoleh uang. Uang yang halal hanyalah uang yang diperoleh dengan usaha yang keras. Sebagian orang mengatakan bermain poker juga usaha. Namun berbeda maknanya dengan usaha kerja keras memperoleh uang. Usaha yang dilakukan dalam poker sesungguhnya adalah usaha untuk memperoleh uang dengan cepat dan saha mendapatkan uang orang lain. Tapi lain halnya bila kita bermain poker hanya untuk kesenangan dan hobi saja. Usaha yang kita lakukan bila untuk kesenangan saja adalah usaha untuk menjadi pemenang bukan usaha untuk memperoleh uang.

Selain karena uang, poker bisa dikatakan haram bila poker membuat kita lupa untuk beribadah karena terlalu asyik bermain. Bisa juga dikatakan haram bila poker membuat kita lupa untuk mencari nafkah. Poker dikatakan halal bila kita melakukannya hanya untuk hobi atau kesenangan saja dan untuk mengasah otak kita.

JIKA

Ketika aku masih kecil ayahku selalu duduk ditempat tidurku setiap malam sebelum aku tidur,dan dia berkata padaku....,jika kamu tidak bangun besok,jika ternyata bahwa hari ini adalah hari terakhir kamu di bumi,apakah kamu akan bangga dari apa yang telah kamu lakukan dalam hidup ini

Anak belajar dari kehidupannya (Dorothy L N)



Jika anak dibesarkan dengan celaan, ia belajar memaki.

JIka anak dibesarkan dengan permusuhan, ia belajar berkelahi.

Jika anak dibesarkan dengan cemoohan, ia belajar rendah diri.

Jika anak dibesarkan dengan penghinaan, ia belajar menyesali diri.

Jika anak dibesarkan dengan toleransi, ia belajar menahan diri.

Jika anak dibesarkan dengan dorongan, ia belajar percaya diri.

Jika anak dibesarkan dengan pujian, ia belajar menghargai.

Jika anak dibesarkan dengan sebaik-baiknya perlakuan, ia belajar keadilan.

Jika anak dibesarkan dengan dukungan, ia belajar menyenangi dirinya.

Jika anak dibesarkan dengan kasih sayang dan persahabatan, ia belajar menemukan cinta dalam kehidupan.

Selasa, 06 April 2010

IBU

Disaat Ibumu tidur lelap,coba kamu pandangi dia dalam dalam dan bayangkan matanya akan tertutup untuk selamnya,tangannya tak mampu menghapus air matamu dan tak ada lagi nasehatnya, yang selama ini sering kamu abaikan,bayangkan apa bila ibumu sudah tiada apakah kamu sudah mampu membahagiakannya?.yang sekian kalinya dia selalu membahagiakan kamu memenuhi kehendakmu,apakah kamu pernah terpikir,betapa besar nya pengorbanannya

VIRGO

Sholat Dhuha

Shalat Dhuha adalah shalat sunah yang dilakukan setelah terbit matahari sampai menjelang masuk waktu zhuhur. Afdhalnya dilakukan pada pagi hari disaat matahari sedang naik ( kira-kira jam 9.00 ). Shalat Dhuha lebih dikenal dengan shalat sunah untuk memohon rizki dari Allah, berdasarkan hadits Nabi : " Allah berfirman : Wahai anak Adam, jangan sekali-kali engkau malas mengerjakan empat rakaat pada waktu permulaan siang ( Shalat Dhuha ) niscaya pasti akan Aku cukupkan kebutuhanmu pada akhir harinya " ( HR.Hakim dan Thabrani ).

Senin, 05 April 2010

Minggu, 04 April 2010

Sabtu, 03 April 2010

kembali pada MU

Tuhan panjangkan lah umur ku,agar aku bisa menebus semua dosa ku,ku mohon kuatkan imanku ,hingga nafas terakhirku...kembali pada Mu